Sunday, December 13, 2015

Komentar Karya Sastra dengan Tema Penderitaan



Kata-Kata Kepala Desa di Tanzania
Di sebuah desa tak bernama di Tanzania,
Ada anak-anak yang tak busa berpikir atau bicara.
Otak mereka rusak karena kekurangan gizi,
Mereka bahkan tak bisa berjalan.
Mereka hanya bisa merangkak.
Kepala desa yang sudah tua berkata kepadaku,
“Miss Kuroyanagi, saat Anda kembali ke Jepang,
Ada satu hal yang saya ingin Anda ingat;
Orang dewasa meninggal sambil mengerang,
Mengeluhkan rasa sakit mereka,
Tapi anak-anak hanya diam.
Mereka mati dalam kebisuan,
Di bawah daun-daun pisang,
Mempercayai kita, orang-orang dewasa.”

Di India,
Aku bertemu anak laki-laki yang sekarat akibat tetanus.
Aku berkata lembut padanya, dalam bahasa Jepang,
“Bergembiralah, Sayang, dokter berusaha semampunya untukmu.”
Anak laki-laki itu menatapku
Dengan matanya yang indah dan besar
Dan berusaha mengatakan sesuatu.
Tetanus adalah penyakit yang mengerikan:
Otot-ototmu menjadi kaku dan kau tak bisa bicara.
Aku bertanya pada perawat apa yang coba dikatakan anak laki-laki itu.
“Aku berdoa untuk kebahagiaanmu,” perawat itu menerjemahkan.
Aku terlalu terharu untuk berkata-kata.
Anak laki-laki yang sekarat itu sama sekali tidak mengeluh.
Hanya itu yang ia katakan.
Seandainya ia sudah divaksinasi,
Ia tak perlu mati.
Kata-kata kepala desa di Tanzania
Serta kata-kata anak lelaki India itu
Akan tinggal dalam hatiku selamanya.
Tetsuko Kuroyanagi
Totto-chan’s Children
A Goodwill Journey to the Children of the World



Komentar ;
                Tanzania dan India merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Sungguh ironis melihat begitu banyaknya anak-anak yang terkena gizi buruk di Tanzania. Otak dan tubuh mereka rusak karena tidak mendapatkan asupan yang layak, atau bahkan “asupan” mereka tidak dapat tersedia setiap harinya? Anak-anak yang seharusnya dapat tumbuh besar dan ceria malah terkena gizi buruk. Calon-calon penerus bangsa bahkan sudah gugur di usia dini. Untuk siapa pun pelaku konsumtif di dunia ini, seharusnya kalian bisa lebih membatasi diri. Disaat kalian bersenang-senang mengeyangkan perut, kalian perlu ingat bahwa banyak di luar sana yang masih kurang beruntung. Untuk para pelaku diet ketat di luar sana kalian pun harus ingat. Di luar sana, banyak orang-orang yang berjuang untuk dapat makan. Janganlah kalian membatasi diri bahkan sampai membuat kalian sakit. Sayangilah tubuh kalian. Tubuh kalian pun butuh asupan gizi. Tak usah memperdulikan gengsi kalian untuk dapat kurus. Asal sehat pun itu sudah cukup.

               Di India, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin di usia dini. Mereka tidak mendapatkan vaksin bukan karena mereka tidak mau. Tapi karena dia tidak sekaya itu. Banyak anak India yang terkena tetanus, lingkungan yang tidak layak dihuni merupakan salah satu penyebab penyakit tersebut. Lingkungan yang kotor merupakan ulah orang dewasa yang tak bertanggung jawab. Kenapa orang dewasa? Karena anak-anak sangatlah murni. Yang ia dapat lakukan hanyalah meniru orang dewasa. Apabila orang dewasa mengotori maka ia pun akan ikut mengotori. Tak sadarkan para orang dewasa bahwa ulah yang ia lakukan berdampak serius untuk para penerus bangsa ? tidak kah mereka merasa iba terhadap anak-anak yang tak berdosa yang hanya mendapatkan imbas “racun” yang di buat para orang dewasa? Para orang dewasa harus menanamkan ini dalam hatinya: bahwa anak-anak, apapun yang dilakukan orang dewasa, baik-buruknya, mereka akan tetap mempercayai orang dewasa. Jadi sebagai orang dewasa kita harus lebih bijak dalam mengambil tindakan, di mana pun dan dengan siapa pun kalian berada.

No comments:

Post a Comment