Saturday, November 5, 2016

Psikologi dan Internet dalam Lingkup Interpersonal (1)


SEJARAH KOMUNITAS ONLINE

       Pertumbuhan jaringan Komputer global yang disebut internet, berjalan cepat. Internet memfasilitasi munculnya interaksi online yang cepat tersebar. Interaksi ini membentuk suatu komunitas yang disebut komunitas online. Komunitas ini memiliki berbagai kepentingan dari kelompok-kelompok kecil yang terlibat dalam diskusi dengan topik tertentu, sampai jaringan pemasaran barang dan informasi. Media ini juga bisa digunakan untuk agenda kepentingan politik, sarana komunikasi keluarga dan etnis, penjualan barang konsumsi, sampai kepentingan perusahaan multinasional.

Minat antropologi pada praktek-praktek sosial dan komunikasi internet relatif baru, sehingga fokus, metodologi dan pendekatan belum muncul. Penelitian antropologi tentang Internet dan komputasi mencerminkan fakta bahwa antropologi belum memainkan peran sentral dalam studi media massa. Antropolog telah memposisikan media sebagai perangkat untuk budaya (Dickey 1997) atau teknologi secara umum dilihat sebagai konteks dan bagian dari budaya (Aronowitz 1996,Hakken 1999, Latour 1992, Pfaffenberger 1992). Akibatnya, banyak pemahaman tentang informasi dan teknologi komunikasi berasal dari disiplin ilmu lain. Ahli antropologi tertarik, karena ada hubungan yang kuat antara budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Praktek sosial budaya yang berkomunikasi dengan bahasa, interaksi sosial, muncul dari informasi dan teknologi komunikasi baru. Orang melihat ruang internet dan teknologi sebagai “terus-menerus dengan dan tertanam dalam ruang sosial lain” yang “terjadi dalamduniawi sosial struktur dan hubungan yang mereka mungkin mengubah tetapi mereka tidak dapat melarikan diri “(Miller & Slater 2000, hal 5).
     Suatu pendekatan antropologi dibangun untuk melihat fenomena interaksi online. Adanya interaksi online yang memunculkan komunitas, memunculkan perdebatan bagaimana dengan komunitas online, apakah bias disebut komunitas, apakah itu komunitas, bagaimana komunitas online itu. Pembahasan tentang konsep interaksi, kelompok, masyarakat juga muncul. Perdebatan juga muncul dalam mendekonstruksi dikotomi dari offline dan online, nyata dan virtual, dan individu dan kolektif.

Dalam literatur ilmiah tentang komunikasi internet, perdebatan terus tentang apakah komunitas online, virtual, atau komputer-mediated nyata atau bayangkan (Bordieu & Colemen 1991, Calhoun 1991, Markham 1998, Oldenburg 1989, Rheingold 1993, Thomsen et al. 1998). Apakah komunitas online yang terus berinteraksi bisa disamakan dengan konsep tentang masyarakat.
     Kemudian dalam penelitian memunculkan pertanyaan. Di mana anggota masyarakat menempatkan komputer dan media informasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka? Bagaimana alat-alat komunikasi mengubah konteks dan bingkai praktek komunikatif? Apakah bentuk komunikatif yang berkembang sebagai akibat dari media baru dalam komunikasi? Bagaimana teknologi meningkatkan atau menggantikan wacana dan praktek-praktek tradisi? Bagaimana teknologi baru mengubah pola hubungan? Bagaimana struktur linguistik mempengaruhi interaksi online offline pada prakteknya?

Dalam sosiologi dan psikologi, serta dalam genre populer lebih, ruang virtual memungkinkan untuk konstruksi identitas. Dalam interaksi online, sebagai tempat identitas yang dinegosiasikan, direproduksi, dan diindeks, yang bias tidak sesuai dengan konteks offline. Sifat dari interaksi “kelompok online dapat secara signifikan berbeda untuk komunitas offline mereka “(Morton 2001, hal 4).

Dalam antropologi, beberapa peneliti telah mencoba melihat fenomena online dalam konteks yang lebih luas, termasuk aspek kekuasaan dan hierarki sosial. Mereka menghubungkan dengan keadilan, masalah sosial, akibat dan dampak, perbedaan kesempatan dalam akses kepada tehnologi informasi termasuk internet. Fenomena internet menarik untuk mengajukan pertanyaan bahwa, apakah metode penelitian etnografi bisa menggunakan tehnologi baru, termasuk penelitian online, wawancara online, dan bagaimana dengan privasi.


POLARISASI DALAM INTERNET, POLARISASI KELOMPOK 

       Kata ‘Polarisasi’ nampaknya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Namun apakah kalian tahu arti dari polarisasi tersebut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), polarisasi berarti 1 proses, perbuatan, cara menyinari; penyinaran; 2 magnetisasi; 3 pembagian atas dua bagian (kelompok orang yang berkepentingan dsb) yang berlawanan. Dalam hal ini akan dibahas tentang polarisasi kelompok. Polarisasi kelompok mengacu pada kecenderungan suatu kelompok untuk membuat suatu keputusan yang lebih ekstrim dari kecederungan yang akan dilakukan anggotanya secara individual. Keputusan tersebut tentunya akan sangat berisiko jika dilakukan secara individual. Namun, ketika dilakukan bersama-sama akan semakin kuat dan memunculkan pandangan suatu kelompok pada suatu situasi. Dari polarisasi kelompok, dapat terlihat bagaimana perilaku kelompok pada berbagai situasi kehidupan nyata.

Tetapi polarisasi kelompok juga dapat terjadi di dunia maya atau internet. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Di zaman yang serba canggih ini hampir setiap orang sudah menggunakan internet sebagai kebutuhan hariannya, salah satunya untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Sosial media pun berperan penting dalam terjadiya polarisasi kelompok. Sosial media sudah banyak digunaka di dunia sehingga munculah berbagai kelompok di internet atau di jejaring sosial tersebut yang disebut online community. Setelah munculnya kelompok tersebut, otomatis polarisasi pun terbentuk dengan jelas. Dan dalam teori polarisasi kelompok saat ini, dikatakan bahwa internet adalah salah satu aplikasi kehidupan nyata dari polarisasi kelompok dengan social network sebagai contohnya.

Beberapa sosial media yang banyak terjadi polarisasi sehingga membentuk kelompok adalah Facebook dan Twitter. Dalam situs tersebut ditemukan banyak akun-akun yang mengatas namakan dirinya sebagai suatu kelompok/komunitas. Mereka biasanya terdiri dari orang-orang yang memiliki hobi atau minat yang sama. Contohnya adalah orang yang menjadi penggemar salah satu artis. Orang tersebut pasti akan mencari berbagai informasi tentang artis yang disukainya kemudian akan membuat atau bergabung dalam suatu komunitas penggemar artis tersebut. Dari contoh diatas sudah jelas bahwa polarisasi dalam internet bisa terbentuk karena persamaan tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai.


KELOMPOK UNIT DALAM INTERNET, KELOMPOK KERJA VIRTUAL

Kelompok kerja virtual adalah sebuah "ruang kerja" yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki "fisik" lokasi usaha. Kelompok kerja virtual merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu Kelompok kerja virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel dan akses internet.

Kelompok kerja virtual  menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
     Kelompok kerja virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang kelompok kerja lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan.

Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu :

1.     Ketiadaan komunikasi lisan-fisik;
2.     terbatasnya konteks sosial, dan
3.     kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. 

Dalam komunikasi face-to face, orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya. Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.


KELOMPOK KERJA DAN BRAINSTORMING ELEKTRONIK

Brainstorming adalah aktivitas dimana sebuah kelompok mencoba untuk menemukan solusi untuk suatu masalah tertentu, dengan cara mengumpulkan daftar ide yang di dapat secara spontan oleh para anggota kelompoknya. Brainstorming ditemukan dan di kembangkan oleh Alex Osborn Faickney pada tahun 1953 melalui buku Terapan Imajinasi
Model-model dari brainstorming ada beberapa macam, antara lain:


1.     Verbal brainstorming
kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara verbal dengan tatap muka dalam sebuah pertemuan langsung.

2.     Nominal brainstorming
kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok akan tetapi tidak dilakukan secara langsung artinya ketika bertukar pikiran menggunakan alat bantu seperti kertas atau dengan cara chatting

3.     Electronic brainstorming
kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan alat seperti group support system. biasanya didukung oleh sistem rapat elektronik atau EMS. Akan tetapi dapat juga dilakukan secara lebih sederhana yaitu dengan cara berkirim email, menggunakan browser berbasis, atau peer-to-peer software.

       Dengan sistem rapat elektronik dapat anggota kelompok dapat bertukar ide dengan menggunakan fasilitas internet, dengan begitu juga akan terlihat bagaimana kontribusi dari masing-masing anggota kelompok. Dan juga dalam cara ini dapat ditemukan ide-ide kreatif yang jarang mendapat kesanaan antar anggotanya, sehingga dapat menghasilkan solusi pemecahan masalah secara kreatif dan terkategorisasikan, penghapusan duplikat ataun pengahpusan informasi yang sama, dapat menghasilkan pemikiran yang tidak seperti biasanya atau tidak standar, dan proses diskusi antar anggota kelompoknya.

Jadi dalam kerja kelompok dengan menggunakan cara brainstorming terlebih dalam brainstorming model elektronik akan lebih efektif. karena dengan menggunakan cara ini, anggota kelompok akan lebih mudah mendapatkan materi dalam internet dan membaginya kepada anggota yang lain.


MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DALAM TIM VIRTUAL 

Tim Virtual adalah sebuah tim yang dibentuk karena adanya keterbatasan waktu dan ruang dan tidak dapat bersatu secara fisik antara satu sama lain sehingga dibuatlah Tim Virtual menggunakan jaringan komputer agar dapat mencapai tujuan bersama. Tim Virtual biasanya dibuat ketika sekelompok orang ingin mengerjakan tugas kelompok atau hanya sekedar ingin berbagi informasi. Berikut adalah beberapa perbedaan dan persamaan Tim Virtual dengan tim yang bertemu secara fisik, antara lain :

1.     Persamaan
·      Adanya tujuan  yang ingin dicapai  bersama
·      Adanya komunikasi dari setiap anggota tim
·      Memerlukan adanya diskusi tim
·      Kepercayaan dalam tim

2.     Perbedaan
·      Kontak sosial yang terbatas pada tim virtual
·      Ruang dan waktu
·      Tingkat emosional setiap anggota

Dalam membangun tim virtual, hal yang perlu kita perhatikan adalah :

1.      Komunikasi 
Komunikasi sangat penting dalam membangun suatu hubungan, karena dalam melakukan perkerjaan bisa saja terjadi kesalahan dan dengan komunikasi kita bisa mengurangi sedikit banyaknya kesalahpahaman dalam sebuah tim.

2.      Culture awareness
Toleransi dan pengetahuan tentang budaya lain juga perlu diperhatikan, cara penyampaian intensi yang baik didaerah A bisa diterima tapi belum tentu didaerah B. Hal ini berkaitan dengan komunikasi, karena terjemahan langsung dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah pengertian antar anggota.

3.      Self motivation
Tidak semua orang berfungsi dengan baik dalam virtual team dimana setiap individu diharapkan bersifat self-motivated dan mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atau struktur eksternal. Faktor penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak ada rekan disekitar yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan tugas kecuali pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan jelas.


4.      Kepercayaan 
Kepercayaan sangat penting untuk mendukung semua point diatas, sebagai basis untuk komunikasi yang terbuka dan menyangga motivasi semua individu yang bersangkutan.

Rasa saling percaya disetiap anggota tim sangatlah diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling percaya antar anggota tim dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah mungkin dalam tim virtual. Dalam mengatasi hal ini kami memiliki beberapa cara agar rasa saling percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal, berikut caranya :

·      Pemimpin yang kompeten
Adakalanya anggota tim akan patuh dan percaya kepada pemimpinnya jika pemimpin itu mempunyai kompetensi yang lebih seperti keterampilan dan pengalaman yang sangat memadai.

·      Membagi tugas dengan rata
Pembagian tugas merupakan salah satu faktor timbulnya kepercayaan dalam tim virtual. Ketika seorang anggota tim merasa tugasnya lebih berat daripada yang lain, orang tersebut akan berprasangka buruk terhadap anggota yang lain seperti prasangka adanya hubungan khusus antara pemimpin dan salah satu anggota lainnya

·      Keaktifan setiap anggota
Setiap anggota tim harus aktif dalam forum diskusi yang sudah direncanakan. Dalam setiap pertemuan virtual tersebut setiap anggota harus menjelaskan hasil pekerjaan yang telah ia kerjakan dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan evaluasi dan  harus berperan aktif dalam memberi masukan-masukan terhadap evaluasi tersebut sehingga timbulnya kepercayaan antara aggota dengan anggota maupun anggota dengan pemimpin.

·      Kerjasama
Kerjasama merupakan hal terpenting dalam sebuah tim, baik itu tim virtual maupun tim face to face. Karena dengan adanya kerjasama setiap anggota tim, akan memunculkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama yang ingin diraih. Sekian pernjelasan dari saya mengenai hal-hal yang dapat membangun kepercayaan dalam Tim virtual.



DAFTAR PUSTAKA





Dwi Aprillia Yulita
      (12515032) 

No comments:

Post a Comment